Niii,,, buat teman-teman yang belajar meresensi sebuah novel... simak berikut ini...
RESENSI NOVEL
‘Biar Elu Sableng Tapi
Gue Senang’
Oleh:
Resti Suryani Putri
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar
Belakang Meresensi
Novel merupakan cerita kehidupan
sehari-hari pada tokoh didalam novel tersebut. Novel banyak bermunculan di
dunia remaja dan bahkan menjadi salah satu hobi para remaja kita.
Buku novel pasti ada yang layak kita baca
dan ada yang tidak layak kita baca. Takutnya novel yang dibaca para remaja
bukan contoh yang baik untuk mereka karena biasanya ada pengajaran yang
menyimpang dari kehidupan sehari-hari.
Novel untuk saat ini mudah kita dapatkan
dari pasar yang menyediakan novel dengan harga yang murah,toko-toko buku dengan
novel yang sudah menjadi film papan atas,dan dalam era globalisasi kita dapat
menggunakan situs internet untuk mendapatkan novel.
Karena itu kita
harus bisa mencerna novel untuk mendapatkan novel yang baik.
1.2
Tujuan Resensi
a. Memenuhi salah satu tugas
bahasa indonesia
b.
Memberikan informasi dalam pembuatan resensi
c.
Memberikan pengetahuan tentang resensi novel
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Identitas Buku
Judul :
Biar Elu Sableng Tapi Gue Senang
Penulis :
Maria Amelia
Penerbit :
Yoga Pratama,Jakarta
Tebal :
128 halaman
Ukuran :
11,5 x 17,5 cm
Cetakan :
ke-1 Jakarta 2007
2.2
Sinopsis Novel
Siapa
yang enggak sebel,kalau dikain bodoh,begitu dengan Prita,dia benar-benar kesel
setengah mati dengan Fadel. Karena Fadel enak saja mengatakan kalau Prita yang
cantik dan merupakan primadona di sekolah sebagai anak bodoh alias dungu.
Angan serta pikirannya pun terbentuk pada
cowok keren namun agak sableng. Kini Prita bertanya-tanya,kenapa sikap Fadel
dingin pada semua cewak? Kalau dia pernah patah hati. Cewek mana yang tega
nyakitin hati cowok sekeren Fadel.
“Prita....”
“Ya
Tante?”
“Ada
apa dengan mu?” tanya sang tante sembari duduk disamping Prita.
“Maksud
tante?” tanya Prita tak mengerti pertanyaan tante yang sebenarnya.
“Ada
masalah?”
“Enggak
ada tante.”
“Tante
khawatir terjadi sesuatu yang enggak diinginkan padamu.” Seru tante sembari
tersenyum. Sehingga membuat Prita mengerutkan kening,karena tidak mengerti akan
arti senyuman tantenya. Seharian ini memang Prita menunjukan sikap perubahan
yang enggak sebagaimana biasanya.
“Tante...”
“Ya?”
“Di
usia Prita yang sekarang,sudah bolehkah Prita pacaran?”
Tak
lama tantenya tersenyum dengan lembut jari-jemari tangannya membelai rambut
kemenakannya.
“Siapa
cowok yang telah membuatmu berubah?” tanya tantenya.
Prita
menghela nafas panjan. Dia sendiri belum yakin,apakah dirinya benar-benar jatuh
cinta pada cowok sableng itu. Dalam hatinya sudah beraduk berbagai rasa.
Kesel,keki,seneng,gelisah dan rindu.
“Cinta
atau” sahut Prita
“Atau
apa? Benci” lanjut tante sembari tersenyum.
”Ayo,kita
makan malam. Setelah itu kamu belajar,bukan?” bujuk sang Tante.
***
Pagi
itu saat jam istirahat. Fadel tengah asyik dengan buku bacaanya,tampak
segerombolan cowok mendekati sarangnya.
“Fadel!”
terdengar suara hardikan yang begitu keras.
“Ada
yang bisa gue bantu,Lek?”
“Gue
mau melakukan perhitungan ama lo! Lo gak berani bersaing ama gue kan? Makanya
lo hanya sesumbar pada Prita. Lo banci Fadel.”
“Gue
gak mau masuk dalam perlombaan kalian. Gue lebih suka menonton.”
“Sialan!
Lo berani mengejek kami setelah menghina Prita. Lo cowok kan Fadel?”
“Oh
jelas.” Jawab Fadel
Alek
mencoba meremukan lidah Fadel yang tajam. Dia menyerang fadel dibantu oleh ketiga
temannya. Fadel begitu ringan gerakannya. Dia memukulkan tinjunya ke dada Alek
tanpa permisi.
DUK!
Tangan
Fadel menghantam dada Alek.
“ADUH!”
Alek
menghambur pergi membawa kenyeriannya.
Fadel masih hanyut bersama buku
yang dibacanya. Saking asik membaca dia gak sempat melototkan mata elangnya
untuk menyaksikan tubuh Prita yang berjalan ke arahnya.
“He
pengecut,lo hanya bisa bersembunyi tempat kotor ini” hardik Prita. Fadel masih
belum bergeming.
“Awas
matamu itu mau lompat kayak kodok Prita” ledek Fadel. “Gue tahu lo enggak
bakalan tahan menghindari gue. Lo kesini karena rasa rindu dihatimu,kan?”
“Enak
aja! Dasar cowok sinting”
“Gue
kan pernah bilang ke lo,kalau lo akan lebih cantik kalau tersenyum,bukan
cemberut gitu kaya Mak Lampir. Lo banyak penggemar karena lo selebriti di
sekolah ini. Barusan pengawal-pengawal lo pada nyerbu kemari. Sayang lo salah
pilih pengawal. Sekarang lo mau membalas kekalaham pengawal lo gitu kan?”
“Gua
gak tau menahu soal itu.”
“Memang
benar lidah tak bertulang.”
“Lo
kira gua yang nyuruh mereka?”
“Kenyataan,kan?”
“Salaaaaaah”
Prita teriak histeris membela diri. Matanya berkaca-kaca. Fadel bengong.
“Sorry
Prita,gua buat lo sedih.”
“Gua
gak pernah menyuruh mereka Fadel” Air mata Prita jatuh.
Fadel menyerahkan sapu tangan
merah jambu ke Prita. Cowok itu keudian beranjak ninggalin Prita.
Engak lama Dian dan Nuni menemui
Prita.
“Nah
ketauan sekarang. Diam-diam lo pacaran ma dia.”
“Katanya
benci,tapi ngendap bagai pencuri cinta menemui Arjuna.”
“Ini
dalam rangka membalas dendam” sanggah Prita.
“Balas
dendam apa rindu?” balas Dian
“Sudah
jangan ngomongin itu pusing tau gak.”
“Oke
jangan ngambek geh!” kata Dian.
“Tadi
sebelum lo kemari,kami lihat Fadel di kroyok sama Alek dan teman-temannya.”
“Jadi
benar yang dikatakan Fadel?” Prita merasa bersalah dilubuk hatinya.
***
Prita tak akan memaafkan dirinya
sendiri. Sebab semua yang terjadi pada Fadel
karena Prita. Sampai malam tiba kegelisahan terus saja menyelimuti
perasaanya. Prita memejamkan matanya.
“Prita”
“eh,tante”
“Tumben lama-lama ditaman,berapa
jumlah bintang disana?”
“Hanya satu”
“Aw! Ampun tante. Lepasin! Nanti
hidung Prita kayak pinokio”
“Mana bintangmu?”
Prita mencari segores tulisan di
sapu tangan dari Fadel,”Ini,tante. Cinta enggak pelit,tapi keikhlasan sebuah
senyuman.”
“Tante tahu jawabannya. Sapu tangan
merah jambu. Dan seseorang yang mempunyai sapu tangan itu menyimpan pengharapan
dalam hatinya. Namanya Fadel kan? Tulisannya sangat jelas.”
“Nama itu sangat menyebalkan tante
dan dia sombong. Gak kaya cowok lainnya.”
“Kamu keliru sayang. Dia punya cara
lain untuk mengungkapkan kekaguman padamu.”
Sang tante
ninggali keponakannya yang bengong.
***
Pada
saat itu juga,Fadel gelisah. Pikirannya melayang jauh,gelap dan buram,namun
lama kelamaan,bayangannya yang tertangkap dalam fikiran Fadel pun jelas dan
nyata. Dan bayangan itu tak lain sesosok cewek jelita bernama Prita.
“Prita
sedang apa ya malam ini?” desah Fadel. Perasaan yang tak pernah ada sebelumnya.
Inikah jatuh cinta? Apa cinta gak mandang status sosial?.
“Hhhh..”
Fadel mendesah menumpahkan kegelisahan yang ada dalam hatinya. Lalu menuju ke
ruang kerja ayahnya.
“Pa”
“Belum
tidur?”
Setelah terdiam beberapa saat
sambil mengawasi wajah sang anak,cowok separoh baya itu menggelengkan kepala
dan tersenyum.
“Kok
papa senyum?”
“Ya
papa tahu”
Fadel terdiam sembari menundukan
kepala.
“Di
sekolah ada yang menarik perhatian Fadel pa”
“Tentunya
cewek”
“Cewek
itu sangat cantik dia pulang pergi sama BMW sih.”
“Asik
punya calon menantu orang kaya.”
“Semangatnya
papa lebih dari Fadel”
“Kuper
sih kamu.”
“Kata
papa kok sama dengan Prita?”
“Siapa
Prita?
“Cewek
yang Fadel maksud”
***
Sudah dua hari Fadel gak masuk
sekolah,entah kenapa. Hal itu membuat Prita gelisah enggak menentu. Dia kangen
sama kata-kata konyol cowok itu.
“Bu Sumi”
“Eh Prita. Mau pesan apa?”
“Ibu melihat Fadel gak?”
“Enggak.”
“Ibu tahu alamat rumahnya?”
“Ini alamatnya”
“Ja...lan...per..mata..Jengki..no22..Kebun
Pala” Prita mengeja tulisan mirip dokter.
“Seratus persen dijamin
kebenarannya.”
***
Alamat
rumah Fadel ada ditangan. Namun Prita kembali mengalami kebingungan dan
keraguan. Prita bingung meski harus bagaimana dia mengatakan benci dan enggak
sudi lagi bertemu dengan Fadel,namun sesungguhnya Prita membantah ucapannya
sendiri. Tengah Prita termenung.
“Kenapa
sih Fadel gak masuk?” kata teman sekelas Fadel.
“Dengar-dengar
sakit.”
Fadel sakit? Desis Prita dalam
hati setelah mendengar pembicaraan teman sekalas Fadel. Dengan keputusan yang
bulat,Prita pergi kerumah Fadel.
***
Fadel gak nyangka kalau Prita datang
berkunjung ke rumahnya.
Mendadak dan
tiba-tiba rasa bahagia,resah,gelisah dan lain sebagainya.
“Prita”
“Hai”
“Silahkan duduk!”
“Makasih.”
“Lo ingin memarahi gue?”
“Ya,karena lo enggak masuk sekolah.”
“Kenapa lo jadi peduli sama gue?”
Fadel menghela nafas sembari melekat ke mata Prita.
“Pita”
“Ya”
“Lo menyukai gue? Lo tahu?
Sesungguhnya semenjak pertama kali bertemu gue sudah suka sama lo.”
“Benarkah?”
”Bagaimana dengan lo?”
“Apakah kedatangan gue belum cukup
sebagai jawaban” sembari Prita tersenyum.
Akhirnya rasa
cinta yang ada dihati mereka pun menyatu.
***
Asik
bercanda ria dengan Fadel dan ayahnya membuat prita merasa betah dirumah mungil
itu. Prita pun pamit,ayah Fadel meminta Fadel untuk mengantar Prita.
Sepanjang
perjalanan,Prita dan Fadel pun ngobrol dengan diselingi canda ria penuh
bahagia. Fadel tertegun melihat rumah mewah itu. Begitu besar dibandingkan
rumah mungilnya. Begitu cara orang kaya menikmati hartanya.
Kebahagiaan
itu terasa kembali ketika dia teringat pada sosok Fadel.
“Apakah benar
gue mencintainya?”
Hati Prita
benar-benar damai setelah bersama Fadel.
***
Kedekatan Prita
dengan Fadel menjafi gosip dan terhangat banyak cowok SMU Bunga Bangsa harus
menerima kekalahannya. Pita dan teman-temannya asik ngobrol di kantin. Ketiga
cewek itu mengarahkan pandangan ke Fadel.
“Gua pinjam Prita bentar ya!” Fadel
menarik tangan Fadel.
“Ada apa?” tanya Prita.
“Entar pulang sekolah gue mau ngajak
lo jalan.”
“Kemana?”
“Asal berdua aja.”
“Oke.”
***
Sepulang sekolah,sebagimana mengajak
Prita jalan-jalan. Mereka menuju kursi yang terletak dipojok di pojok belakang
ruang cafe.
“Gue mencintai lo,Prita.”
“Ohh”
“Kenapa?”
“Enggak.”
“Lo mencintai gue?”
”Jawab aja sendiri.”
Memang,jika
cinta sedang bersemi dihati segalanya jadi terasa indah.
“Fadel, mau kah lo berjanji lo hanya
untuk gue.”
“Gue janji Prita demi langit dan
bumi dan demi almarhum mama gue.”
***
Waktu terus berlalu. Tenpa terasa
setahun sudah jalinan cinta kasih antara Fadel dengan Prita terbina. Sudah
menjadi rahasia umum kalau mereka pacaran. Siapapun orangnya,psti akan merasa
iri melihat kemesraan keduanya. Hari-hari mereka lalui dengan penuh cinta dan
saling berbagi suka duka bersama.
Sampai satu malam. Tantenya memiliki
rencana menjodohkan Prita dengan anak sahabat orang tua Prita. Prita menghela
nafas setelah mengingat kembali apa yang pernah dituturkan tantenya.
“Bagaimana Prita?”
“Beri saya waktu tante,karena Prita
sangat mencintai Fadel.”
Disatu sisi
Prita hanya berharap Fadel menjadi pendamping hidupnya.
Oh Tuhan,apa
yang harus gue lakukan? Keluh Prit.
***
Pagi itu Prita menemui Fadel.
“Ada apa Prita?”
“Lo mencintai gue kan Fadel?”
“Iya sayang.”
“Kalau lo benar-benar mencintai
gue,gue harap lo mau melamar gue secepatnya.”
”Ya gue akan melakukannya.”
Sepulang sekolah
Fadel bicara dengan ayahnya. Dan ayahnya
menerima permintaan Fadel untuk meminang Prita.
***
Tak
disangka Ayah Fadel merupakan cinta pertama dari dari Tante Mayang. Akhirnya cinta
Fadel dan Prita menyatu. Begitu juga cinta Ayah dan Tantenya yang sudah lama
terpendam karena tante Mayang mengalah dengan Ibu Fadel. Hingga waktu
menyatukan mereka lagi dalam ikatan keluarga.
SELESAI
2.3 Pokok-pokok Isi Novel
a.
Unsur
Intrinsik Novel
a)
Tema :
Percintaan
b)
Amanat :
Seseorang harus bersyukur dengan apa yang sudah
kita percuangkan untuk hal yang kita inginkan
c)
Latar :
Tempat : SMU Bunga Bangsa;
Rumah;
Jalan Raya;
Cafe.
Waktu :
Pagi;
Malam;
Siang.
Suasana :
Tegang;
Haru;
Senang;
Gelisah;
Curiga;
Bimbang;
Bahagia.
d)
Tokoh :
1.
Prita
2.
Fadel
3.
Ayah Prita
4.
Tante Mayang
5.
Alek
6.
Dian
7.
Nuni
8.
Andika
e)
Alur : Maju
f)
Dialog :
Menggunakan bahasa anak muda
g)
Sudut Pandang : Orang ketiga
b.
Unsur
Ekstrinsik
Nilai
sosial dan nilai budaya.
BAB III
RESENSI NOVEL
3.1 Kelebihan
Novel berjudul Biar Elu Sableng Tapi Gue Senang memiliki
karakter unik untuk menghibur pembaca. Banyak mengajarkan hubungan pertemanan
yang baik tanpa memandang dalam segi apapun. Cerita beralih bahwa adanya cinta
sejati. Sebuah kisah cinta yang sangat menyentuh rasa.
3.2 Kekurangan
Novel
berjudul Biar Elu Sableng Tapi Gue Senangt
tidak memiliki biografi pengarang dengan jelas.
BAB IV
PENUTUP
KESIMPULAN
Kebencian terkadang bisa jadi cinta,rasa
kehilangan akan rasa yang tak menentu. Cinta penuh perjuangan dalam suka dan
duka. Hingga badai menerpa,cinta merekapun tetap tidak goyah hingga menjadi
cinta yang abadi dengan penuh kasih.
Jadi,cinta itu bukan hanya kata melainkan hati
yang bergerak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar